Kamis, 20 Februari 2014

BERSAJAK



BERSAJAK


: Afrizal Malna

Bang malna, kapan rumput memenuhi kepalamu?
Sini, aku siram dengan serpihan kacakaca
Agar ia tumbuh dan mengakar sampai otakmu

Kau mungkin tak ingat janji kita
Bertemu di cafe yang dindingnya dijalari sembilu
Padahal aku sudah menunggu 5 tahun lalu
Untuk dapat meracik Jus Ciliwung kesukaanmu

Ada banyak arang yang ingin ku tancapkan pada telingamu
Ya, tentang Negara yang ingin kau buat itu
Negara yang dijejali mikropon bukan gramofon

Kau tahu? Aku disini bersitahan tuk mewujudkannya
Kepalaku masih terus berlari mencari tubuhnya
Dadaku sendiri juga dicuri gadis yang tersenyum bersama kipas angin

Sudah lah, biar aku menggema dalam suara mesin jahit tua
Dan mencoba merajut rosa yang menjadi warisan kita.




UNJ, 2014

Minggu, 12 Januari 2014

Ialah Dermaga

Ialah Dermaga

Katamu: aku rindu,
kala langit didekap jingga
pun deburan ombak berima
juga ketika desau bergelora

Katamu: aku rindu,
kala riuh dalam canda
pun senyum menghunus mata
juga tangis berdecak jua

Tapi itu hanya serangkaian imajiku
kau pergi dalam demburan ombak yang berima,
kau hilang pada jingga yang mempesona
masuk dalam samudera janji-janji cinta gatot kaca

Kini, 
hanya aku dan sunyi
hingga jingga menjelma kelabu
pun ombak tak lagi berima
juga riuh dalam canda hilang tanpa sisa

Atas nama cinta,
sungguh aku akan tetap terjaga
jika ombak membuatmu terluka,
jika samudera membuatmu sebatang kara

Menepilah!
pundakku ialah dermaga



 Cileungsi, 12 januari 2014