BERSAJAK
: Afrizal Malna
Bang malna, kapan rumput memenuhi kepalamu?
Sini, aku siram dengan serpihan kacakaca
Agar ia tumbuh dan mengakar sampai otakmu
Kau mungkin tak ingat janji kita
Bertemu di cafe yang dindingnya dijalari sembilu
Padahal aku sudah menunggu 5 tahun lalu
Untuk dapat meracik Jus Ciliwung kesukaanmu
Ada banyak arang yang ingin ku tancapkan pada telingamu
Ya, tentang Negara yang ingin kau buat itu
Negara yang dijejali mikropon bukan gramofon
Kau tahu? Aku disini bersitahan tuk mewujudkannya
Kepalaku masih terus berlari mencari tubuhnya
Dadaku sendiri juga dicuri gadis yang tersenyum bersama kipas angin
Sudah lah, biar aku menggema dalam suara mesin jahit tua
Dan mencoba merajut rosa yang menjadi warisan kita.
UNJ, 2014